Narasi.
Bangunkan
Melayu Dari Tidur.
Pemuda
Kepri kini mulai mempelajari irama Gurindam 12 Gubahan Raja Ali Haji. Banyak
muda-mudi khususnya anak melayu yang tidak bisa membaca gurindam. Gurindam sudah
lama terkenal sejak kerajaan melayu, tetapi masih ada sampai saat ini orang
melayu sendiri tidak bisa membaca gurindam. Hal ini menggambarkan bahwa orang
melayu tidak terlalu peduli dengan kebudayaannya.
Pemerintah
pada saat ini mengambil tindakan untuk melestarikan budaya melayu karena budaya
melayu semakin terkubur. Terkadang pemuda acuh tak acuh terhadap kebudayaannya
sendiri. Padahal budaya yang ada di Kepulauan Riau ini adalah budaya melayu. Mau
tidak mau dari semua kalangan baik orang tua, pemuda sampai anak-anak harus
mengerti bahasa daerahnya sendiri khususnya bahasa melayu. Agar kebudayaan
melayu tidak terkubur, maka pemerintah pada saat ini mengadakan suatu kegiatan
yang bertemakan Revitalisasi Budaya Melayu. Satu diantaranya adalah Seminar
Tradisi Lisan Internasional VIII.
Deskripsi
Batu
Maut
Malam
yang menemani kegelapan, kalangan pemuda mulai beranjak dari peraduannya.
Balapan merupakan kebiasaan yang menyenangkan bagi kalangan pemuda. Adi seorang
anak laki-laki sangat menyukai balap. Waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB, Adi
bersama teman-teman keluar dari rumah
dan berkumpul di tempat biasa mereka berkumpul. Adi mulai mengengkol mesin
motornya dan ia mengendarai dengan kecepatan 60 s/d 80 km/jam.
Balapan
telah dimulai, Adi mengendarai Ninja merah dengan memakai pelindung kepala
berwarna hitam serta menggunakan sarung tangan kulit yang ia beli di Negeri
Kincir Angin sewaktu liburan musim dingin yang lalu. Dengan penuh semangat dan
keyakinan bahwa ia akan memenangkan pertandingan itu. Tanpa disadari Adi menabrak
sebuah batu disaat ia memotong temannya. Pada saat itulah Adi jatuh terguling-guling
jauh dari kendaraan yang dipakainya. Kaki dan tangan Adi patah, cucuran darah
melengkapi kecelakaan itu.