MAKALAH TRADISI
MELAYU
BUKTI-BUKTI
PENINGGALAN SEJARAH MELAYU
(KEPULAUAN RIAU)
Dibuat
untuk Tugas Ujian Akhir Semester
Oleh
YUFI
ADELIA
NIM
100388201214
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Walaupun di dalamnya masih terdapat banyak kekurangan.
Makalah
ini disusun sebagai upaya untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen yang
bersangkutan dalam mata kuliah Tradisi Melayu. Walaupun disusun dalam bentuk
yang sederhana, penulis berharap agar pembaca dapat memahami apa yang
terkandung dalam makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih sangat banyak di jumpai
kekurangannya. Seperti kata pepatah “ Tak Ada Gading yang Tak Retak” yang
artinya tidak ada manusia yang tak pernah berbuat suatu kesalahan. Begitu juga
dengan penulis dalam penulisan makalah ini, karena penulis hanyalah manusia
yang tak pernah luput dari kesalahan.
Tanjungpinang, Juni 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................................ ii
BAB I Pembahasan........................................................................................................ 1
1.1 Pulau Penyengat Pulau Mas Kawin........................................................................ 1
1.2 Pulau Bayan.......................................................................................................... 2
1.3 Gedung Residen Belanda / Gedung Daerah............................................................ 3
1.4 Gambar Masyarakat Tanjungpinang Tempo
Dulu................................................... 4
BAB II
Kesimpulan........................................................................................................ 5
Daftar Pustaka................................................................................................................ 6
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Pulau Penyengat Pulau Mas Kawin
Pulau di sebelah barat
Tanjungpinang ini memiliki banyak peninggalan kepurbakalaan atau Benda Cagar
Budaya yang erat kaitannya dengan perjalanan sejarah Kerajaan Riau. Pulau
penyengat panjangnya sekitar 2 Km dan lebar kurang dari 1 Km.
Dinamakan penyengat, menurut cerita
karena pulau itu banyak binatang sejenis lebah yang dikenal dengan nama
Penyengat. Lalu para pelaut yang singgah di pulau sekitar berhenti dan
mengambil air minum, disengatnya. Maka, merekapun menyebutnya sebagai Pulau
Penyengat.
Pulau Penyengat mulai menjadi
penting tatkala tahun 1719. Raja kecil menjadikan Pulau Penyengat dengan Tengku
Sulaiman dalam tahun 1719. Raja kecil menjadikan Pulau Penyengat sebagai kubu
pertahanannya dari serangan Tengku Sulaiman dari Hulu Riau yang dibantu lima
bangsawan bugis. Pulau ini menjadi tersohor, ketika Yang Dipertuan Muda Riau
IV, Raja Haji membangun beberapa benteng pertahanan dan yang paling terkenal
adalah Benteng Bukit Kursi, Benteng dibangun dalam rangka berperang melawan
Belanda yang kemudian meletus dan berkobar selama tahun 1782-1784.
Pada tahun1803, setelah pernikahan
Sultan Mahmud dengan Engku Putri Raja Hamidah binti Raja Haji, Pulau Penyengat
dijadikan tempat tinggal dan dikenal pulau dengan nama ulau Penyengat Indera
Sakti atau Pulau Maskawin. Lalu, tatkala Indonesia merdeka, pulau itu hanya
berstatus sebuah desa dan dalam tahun 2002, tatkala kota Tanjungpinang
terbentuk, status desa dihapus dan dijadikan kelurahan.
Dari sekitar benteng bukut kursi,
dapat melihat keindahan laut kota tanjungpinang. Dari puncak bukit kursi
tersebut, sungguhlah enak untuk menikmati pemandangan sekitar pantai pulau
Penyengat, pulau-pulau lainnya dan sebagaian kota Tanjungpinang.
1.2 Pulau
Bayan
Pulau Bayan terletak diantara
Kampung Bugis dan Pusat Kota Tanjungpinang. Di dalam sejarah Riau, Pulau Bayan
terkenal sebagai kubu pertahanan, kemudian Raja Ali yang dipertuan Muda Riau V
membangun istana kediamannya disana. Kalau dilihat letak yang berbeda di tengah
sungai itu, memang indah sekali sebagai tempat berdirinya sebuah istana.
Sayangnya. Pulau itu di era kemerdekaan tidak lagi terawat sebagai sebuah
istana pulau Cagar Budaya. Bahwa disan telah berdir bangunan dan dijadikan
lokasi galangan kapal.
1.3 Gedung Residen Belanda / Gedung Daerah
Gedung ini terletak di Jl. Hang Tuah
No.1, di tepi pantai dan menghadap Pulau Penyengat. Gedung ini dibangun oleh
Pemerintah Belanda yang disebut Kompleks Gubernemen, didirikan pada masa
pemberontakan Arong Balewa, digunakan sebagai kediaman Residen. Arong Balewo
adalah seorang bangsawan Bugis yang memimpin penyerangan secara mendadak ke
kediaman para penguasa Belanda dan korban berjatujan di pihak penjajah itu.
Penyerangan tersebut terjadi pad akhir tahun 1820 dan diperkirakan gedung itu
dibangun dalam tahun 1822, sekitar dua tahun selepas penyerangan Arong Balewo
tersebut.
Selesai dibangun gedung tersebut
dipergunakan sebagai kediaman Residen Riau(Pemerintah Belanda) dan begitu pula
ketika zaman jepang(jepon), masih dipakai sebagai kediaman residen. Selanjtnya,
tatkala Riau berdiri menjadi Sumatra Tengah dengan ibukota Bukit Tinggi dan
Tanjungpinang menjadi ibukota Propinsi Riau, maka gedung itu digunakan sebagai
kediaman Gubernur Riau yang pertama, Mr. SM Amin dari Maret 1958 s/d Januari
1959. Selanjutnya menjadi rumah kediaman Bupati Kepala Daerah tingkat II
Kabupaten Kepulauan Riau sampai tahun 1990-an. Kemudian digedung itu pula,
pejabat Gubernur Propinsi Kepulauan Riau, Drs. H. Ismeth Abdullah, dalam tahun
2004 dilantik yang selanjutnya dalam tahun 2005 Gubernur dan Wakil Gubernur
terpilih, Drs. H. Ismeth Abdullah dan Drs. H.M. Sani dilantik pula di gedung
bersejarah itu.
1.4 Gambar Masyarakat Tanjungpinang Tempo
Dulu
BAB II
KESIMPULAN
Pembahasan mengenai bukti-bukti
peninggalan sejarah dapat disimpulkan bahwa banyak bukti-bukti tentang
peninggalan sejarah yang ada di Kepulauan Riau. Adapun dalam pembahasan ini ada
tiga bukti peninggalan sejarah yang ada di Kepulauan Riau khususnya di Kota
Tanjungpinang. Bukti-bukti peninggalan sejarah tersebut adalah Pulau Penyengat
pulau maskawin, Pulau Bayan dan Gedung Residen Belanda atau Gedung Daerah. Kota
Tanjungpinang pada zaman dahulu banyak dikuasai oleh orang Belanda dan ada juga
orang kita yaitu suku bugis dan suku melayu. Ada beberapa orang yang dipertuan
Muda pada masa itu, pertama adalah Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah, yang
dipertuan Muda II Daeng Celak, yang dipertuan Muda III Daeng Kamboja, yang
dipertuan Muda IV Raja Haji dan yang dipertuan Muda V adalah Raja Ali.
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Kota
Tanjungpinang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2006. Tanjungpinang
Lands of Malay History. Tanjungpinang: Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Lands of Malay History. Tanjungpinang: Pemerintah Kota Tanjungpinang.
saye dah bekunjung.. boleh juga lah kunjungi blog saye yang tak seberape tika-sisfo.blogspot.com
BalasHapus