Tingkah
laku pendidik tentu menjadi panutan bagi siswa. Menjadi cerminan harus lah
menunjukkan prilaku yang sesuai dengan profesi seseorang. Bukan hanya di
lingkungan sekolah saja tetapi di luar jam kerja pun harus menunjukkan prilaku
yang baik.
Guru
mempunyai peranan penting bagi siswa. Sebagai guru bukan hanya membagi ilmu
yang dimiliki untuk siswanya saja tetapi seorang guru harus menanamkan sifat
sebagai orangtua yang mendidik anak untuk menciptakan sifat dan prilaku yang
terdidik. Membangun sebuah keluarga yang harmonis dalam lingkungan sekolah
sangat penting bagi seorang guru.
Pertanyaan sederhana akan muncul, apakah seorang guru harus
memiliki sikap kewibawaan? Jawabannya tentu saja iya. Karena setiap guru telah
dibekalkan dan memang dituntut menjadi seorang yang dapat mentransferkan ilmu
dan ilmu tersebut berguna untuk bekal di hari depan.
Guru yang dilantunkan di dalam lagu “Hymne Guru” dahulunya
guru adalah Patriot Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, tetapi lagu tersebut telah
direvisi menjadi Pembangun Insan Cendekia. Dari perubahan lirik tersebut telah
menunjukkan bahwa guru adalah orang yang cerdas, cerdik bahkan guru sebagai
orang yang intelektual.
Timbul pertanyaan lagi, apakah guru tidak boleh melakukan sesuatu
yang sama seperti orang-orang di luar sana? Jawabannya tentu saja tidak. Karena
guru juga manusia. Guru juga membutuhkan waktu, kesenangan dan kepriadian yang
dapat membuat diri senang. Tetapi tidak seharusnya juga guru atau pendidik
menjatuhkan cerminannya sendiri di lingkungan selain sekolah. Contohnya saja
para pendidik melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.
Penulis
akan mengkerutkan lagi permasalahan pendidik yang tidak menjaga penampilan lalu
berdampak bagi siswa yang melihat. Beredarnya kasus seorang guru yang bermain
dengan siswanya itu sangat berpengaruh kepada pemikiran siswa. Guru saja
sebagai pendidik melakukan hal itu, apalagi siswa. Kata tersebut selalu
terdengar bagai nyanyian melodi dalam lingkungan.
Sifat tidak menjawab sapaan seorang siswa juga akan berdampak.
Ketidakramahan seorang pendidik yang tidak mau merespon sapaan dan tidak
memperdulikan sapaan siswa tersebut serta acuh tak acuh kepada siswa. Siswa
dapat memilih sifat dendam terhadap guru tersebut.
Guru dikenal sebagai panutan dan sebagai contoh bagi anak
didiknya. Apabila guru melakukan A maka siswa juga melakukan hal yang sama.
Karena seorang pendidik adalah panutan cahaya yang diikuti oleh bayangan.
Bayangan akan mengikuti gerakan apa saja yang dilakukan. Bayangan yang dimaksud
adalah siswa atau anak didik.
Jadilah seorang guru yang pandai mengajar dan dapat mendidik
siswanya. Jangan hanya mengatakan sesuatu yang sifatnya mendidik saja, tetapi
dapat menerapkan dan bertanggung jawab dengan apa yang telah diucapkan. Jadilah
seorang pendidik yang disenangi siswa dan selalu memberikan panutan terbaik
untuk semua. Baik untuk siswa, masyarakat maupun bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar